Senin, 13 Agustus 2012

Sebelum Renovasi



Sebelum merenovasi rumah, ada baiknya untuk melakukan perencanaan yang matang karena perencanaan renovasi relatif lebih rumit dibandingkan perencanaan hunian baru dan biasanya perlu pekerjaan pembongkaran.

Membongkar bangunan lama tidak sekedar membongkar, karena didalam dinding, lantai atau atap kemungkinan ada struktur penyangga rumah dan pipa-pipa saluran. Jika hal ini tidak dipertimbangkan masakmasak, kegiatan renovasi tersebut akan merusak bangunan lama.

 

Hal inilah yang memerlukan perencanaan yang tepat. Jika rumah lama mempunyai gambar kerja, maka informasi dari gambar kerja ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan renovasi. Jika tidak ada gambar kerja, maka cara paling mudah untuk mengetahui posisi struktur rumah adalah pada sudut-sudut dinding ruangan tersebut.

 

Pada renovasi ringan biasanya tidak memerlukan perencanaan yang detail, cukup dengan instruksi lapangan yang bisa dimengerti siapa saja, misalnya dinding ruang tamu diganti dari putih menjadi krem. Sedangkan pada renovasi sedang dan berat diperlukan gambar kerja untuk menentukan posisi perubahan, bentuk perubahan dan lebih penting biaya perubahan tersebut. Setiap perubahan atau penambahan ruang, diusahakan tidak mengganggu struktur lama, kecuali memang benar-benar diperlukan perubahan pada struktur tersebut, misalnya renovasi berat untuk menambah ruang diatas atau meningkat rumah menjadi 2 lantai. Tidak bisa langsung menambah ruang dengan membuat deck beton, disekat tembok bata, kemudian diberi atap. Tetapi harus dilihat struktur pondasinya. Apakah struktur pondasinya hanya untuk 1 lantai atau dapat digunakan untuk 2 lantai. Jika bisa digunakan untuk 2 lantai, tentunya hal ini tidak masalah, tetapi jika hanya kuat untuk menopang satu lantai, maka perlu mengadakan perkuatan pondasi juga. Hal yang paling umum adalah membuat pondasi sepatu maupun pondasi strauss.

MEMBONGKAR

 

Pekerjaan membongkar itu mempunyai 2 pilihan, yaitu bongkar hancur dimana materialnya sudah tidak akan digunakan kembali dan bongkar yang materialnya masih digunakan kembali untuk ruang lain atau untuk dijual. Bongkar hancur tentunya lebih murah karena lebih mudah dan tidak perlu mempertahankan material lama.

 

Sedangkan bongkar yang masih menginginkan material bisa digunakan kembali lebih mahal karena butuh ketelitian dan kehati-hatian dari pekerja yang membongkar. Tapi harus diingat bahwa, meski diharapkan material lama tidak hancur, tidak bisa 100% material akan utuh. Biaya pekerjaan bongkar bisa dikatakan tidak ada analisa biaya yang jelas. Karena tergantung material yang ingin dihancurkan. Beton lebih mahal dibanding dinding bata yaitu sekitar Rp. 250.000,-/m3 sedangkan dinding bata hanya Rp. 29.000,-/m2. Tetapi sebagai acuan sederhana ongkos bongkar itu adalah 1/5 harga borongan renovasi. Jadi jika anda ingin membuat dinding baru dengan harga borongan renovasi Rp. 50.000,-/ m2 maka ongkos bongkarnya Rp. 10.000,- Adapun perhitungan lain dari biaya bongkar dapat dipakai acuan kapasitas tenaga kerja per hari yaitu perbandingan antara upah pekerja per hari dengan luasan yang akan dibongkar. (Masing-masing daerah memiliki nilai upah yang berbeda)

JANGAN LUPA URUS IJIN RENOVASI

 

Renovasi dapat mengganggu kondisi lingkungan juga, maka mungkin diperlukan izin. Ijin dari RT/ RW diperlukan atau bahkan dari pemerintah daerah tergantung skala besar kecilnya perubahan. Suara gaduh, plus kotornya lingkungan sekitar karena pasir (jika rumah cukup kecil) dan lalu lalang kendaraan pengangkut bahan bangunan akan mengganggu aktivitas sekitar. Proses ijin dari RT/ RW biasanya tidak sulit. Jika terjadi renovasi kecil dan sedang pada bangunan ber IMB yang tidak mengubah struktur utama maka hanya diperlukan izin khusus berupa surat keterangan membangun (penambahan ruang dibatasi tidak lebih dari 30% luas bangunan lama dan Luas bangunan tambahan tidak lebih dari 250m2). Jika ingin menambah lantai, luas lantai atas tidak boleh dari 50% luas lantai atap, Ijin ini juga dikenakan saat mengecat ulang, mengganti material selubung bangunan tanpa mengubah struktur, serta mengganti material lantai atau kusen dan pintu. Ada pula renovasi yang membutuhkan IMB, jika mengubah tampak muka bangunan, tata letak ruang, konstruksi atap, atau struktur bangunan secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar