Sabtu, 10 November 2012

Rumah Sejuk Tanpa AC


Suhu yang meningkat memengaruhi peningkatan penggunaan air conditioner (AC). Sebenarnya ada solusi untuk mengurangi ketergantungan kita pada AC.

Penggunaan AC ibarat pedang bermata dua, satu sisi dibutuhkan untuk mengatasi kenaikan suhu udara yang semakin parah, sementara di sisi lainnya AC juga menjadi salah satu penyebab yang memperparah kondisi lapisan ozon yang berujung pada pemanasan global. Apakah solusi selalu dihadirkan dalam bentuk pendingin udara atau AC? Sebenarnya ada beberapa solusi yang disuguhkan dari dunia arsitektur, seperti berikut ini :
  • Minimalkan penggunaan lantai perkerasan, yang biasanya dipakai untuk carport atau jalan mobil. Perkerasan ini memantulkan terik panas matahari ke muka bangunan. Untuk mengurangi pantulan, Anda dapat menggunakangrassblock atau bebatuan yang ditebar di atasnya. Keuntungan lain adalah daya serap tanah yang lebih tinggi dan halaman yang lebih asri.
  • Teritisan atau overstek. Di negara tropis dengan curah hujan yang tinggi, teritisan dapat berfungsi sebagai penghalang air hujan agar tidak masuk.
  • Teras. Fungsi lain dari teras adalah sebagai peneduh, disamping sebagai sarana kegiatan di luar ruangan. Bukaan,jendela, dan pintu di belakangnya terlindung dari pancaran teriknya matahari.
  • Rongga/ruang antara atap dan plafon dengan ventilasi yang menghembuskan udara panas keluar. Plafon menahan panas yang diterima oleh atap agar tidak masuk secara langsung ke ruang di bawahnya.
  • Sun shading (sirip penghalang). Dapat dipasang secara horizontal atau vertikal di sekitar bukaan atau jendela untuk menghalangi terik sinar matahari.
Solusi yang dipaparkan di atas merupakan solusi yang terkait dengan desain bangunan, karenanya perencanaan desain dan penataan ruang perlu memperhatikan sirkulasi udara di dalamnya. Apalagi kalau bukan untuk kenyamanan Anda. Rumah sejuk tanpa AC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar